Author: PuTI

  • FAST Telkom Group Salurkan Bantuan Senilai Rp371 Juta

    FAST Telkom Group Salurkan Bantuan Senilai Rp371 Juta

    BANDUNG, Telkom University – Forum Alumni Universitas Telkom (FAST) chapter Telkom Group menyalurkan bantuan senilai Rp371 juta di bulan ramadan penuh berkah ini. Bantuan tersebut di antaranya disalurkan kepada pihak kampus Telkom University untuk pembangunan masjid kampus Syamsul Ulum, paket bantuan untuk anak yatim dan santri, serta bantuan sembako bagi masyarakat sekitar kampus yang terdampak Covid-19.

    Ketua FAST Chapter Telkom Group, Afriwandi, ramadan tahun ini sedikit berbeda dibandingkan  tahun-tahun sebelumnya. Hikmah bulan suci ramadan mengajarkan untuk merasakan betapa susahnya saudara yang menahan haus dan lapar. Di bulan penuh ampunan ini juga dianjurkan untuk bersedekah terlebih ketika pandemi yang memberi dampak kepada banyak orang.

    “Pada kesempatan ini bantuan disalurkan sebanyak 540 paket bantuan senilai Rp135 juta kepada anak yatim, 640 paket sembako senilai Rp96 juta untuk petugas kebersihan, security driver, dan masyarakat di sekitar kampus, dan bantuan Rp140 juta untuk pembangunan masjid Syamsul Ulum. Total bantuan senilai Rp371 juta,” terang Wandi saat penyerahan bantuan dalam FAST Ramadan Sharing edisi #24, Minggu (17/5/2020).

    Sudah selayaknya, lanjut dia, para alumni Telkom University berkontribusi kepada kampus serta bersama-sama membangun Indonesia. Dia pun berharap kontribusinya itu memberikan hasil optimal sebagai wujud pengamalan tri dharma perguruan tinggi yakni pengabdian pada masyarakat.

    “Terima kasih kepada Tel-U yang turut membantu menyukseskan kegiatan ini. Dan kepada semua pihak membantu. Terima kasih kepada alumni yang telah berpartisipasi maupun hadir dalam kegiatan ini. Semoga agenda ini dapat terus berkelanjutan, dicatat sebagai amal kebaikan, dan menjadi pembuka pintu surga,” harapnya.

    Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pembina FAST Chapter Telkom Group, Edi Witjara mengaku bersyukur kegiatan silaturahmi di bulan ramadan terutama pemberian bantuan masih terus berlanjut. Harapannya ke depan ada pertumbuhan nilainya. Terlebih, katanya, seiring waktu masing masing alumni telah mencapai pertumbuhan karir luar biasa.

    “Alhamdulillah alumni seiring itu mendapatkan amanah lebih baik dan terus lebih baik. Mari kita syukuri agar nikmat itu terus bertambah.” Ucapnya.

    Direktur Human Capital Management Telkom itupun mengajak para alumni Telkom University untuk solid agar karir maupun rejekinya bertambah dan bertumbuh. Apalagi di Ramadhan bulan penuh cinta, semoga dilipatgandakan.

    “Yang tidak kalah penting adalah jangan bergerak masing-masing. Soliditas perlu,” timpalnya.

    Sementara itu, Rektor Telkom University, Prof. Adiwijaya, mengatakan bahwa sebuah berkah bagi pihaknya karena memiliki alumni yang tidak hanya memiliki prestasi dunia tinggi melainkan juga memiliki kepedulian tinggi. Kepedulian itu dibuktikan salah satunya dengan menginfakkan sebagian hartanya.

    “Semoga mendapatkan balasan terbaik, berkah umur, berkah harta, berkah keluarga. Semoga memberikan keberkahan tidak hanya bagi Tel-U, para penerima bantuan lainnya juga kepada bangsa,” ujarnya.

    Menurutnya, amalan tidak hanya dilihat dari apa yang dilakukan melainkan juga ketika hal itu konsisten dilakukan. Kegiatan seperti ini sudah ketiga kalinya dilakukan FAST Chapter Telkom Group. Sejauh ini pembangunan masjid Syamsul Ulum belum dimulai namun niat selalu ada. Bantuan yang kami terima akan menjadi stimulus.

    “Sungguh luar biasa, bantuan seperti ini selalu mengingatkan untuk berkontribusi dalam mewujudkan pembangunan masjid. Sekarang sudah terkumpul lebih dari Rp1 Milyar, insya alloh terus bertambah. Semoga bantuan yang kami terima jadi tambahan timbangan kebaikan di akhirat. Terima kasih semoga silaturahmi tetap terjalin,” tuturnya.

    (Release Telkom)

  • Inilah Kunci Sukses Direktur Telkomsel

    Inilah Kunci Sukses Direktur Telkomsel

    BANDUNG, Telkom University – Telkom University bersama Forum Alumni Universitas Telkom (FAST) sharing bersama alumni masih terus berlangsung, dalam sharing Ramadhan kali ini, kisah inspiratif dari Direktur Utama Telkomsel. Setyanto Hantoro akan membagikan pengalamannya selama masa kuliah dan membagikan kunci suksesnya, acara ini  dapat disaksikan melalui aplikasi CloudX, Sabtu (16/5).

    Setyanto Hantoro merupakan alumni Teknik Industri Angkatan 1991, dalam proses menuju bangku kuliah, Setyanto menceritakan bahwa dirinya hanya sekedar ikut-ikutan untuk mengikuti tes di STT Telkom (Sekarang Telkom University).

    “Awalnya saya coba-coba ikutan tes masuk STT, saat itu Cuma ada 2 jurusan yakni Teknik Elektro (TE) dan Teknik Industri (TI), karena saya tahu bagaimana TE, dan tidak terlalu suka saya sama elektro, mangknya saya memilih masuk TI.” Ucapnya.

    Mahasiswa asal Purwokerto ini menambahkan, berawal dari ketidak tahuan tentang Teknik Industri, akhirnya setelah menjalani, Setyanto menyukai jurusan yang dipilihnya.

    “Awalnya saya gak tau bagaimana TI itu, akhirnya setelah saya belajar dan kenal dengan TI, saya malah menyukai jurusan ini.” Ucapnya.

    Usai menyelesaikan kuliah S1 di tahun 1995, dan memasuki dunia kerja, pada tahun 2001 Setyanto melanjutkan pendidikan S2 di Sekolah Tinggi Manajemen Bandung (Telkom University sekarang).

    Setyanto membagikan tips nya bagaimana dirinya bisa menjadi pemimpin dari perusahaan telekomunikasi selular terbesar di Indonesia, bahwa melalui jimat yang dimiliki dirinya bisa terbilang sukses.

    “Kalau mau tau kunci sukses saya adalah, saya disini memiliki jimat, dan jimat saya adalah ibu saya, tidak ada 1 hari pun saya tidak menghubungi ibu saya walaupun hanya sekedar bertanya “apa kabar?”, karena saya percaya rido ilahi itu ada didalam rido orang tua, saya rasa itu kunci sukses saya.” Ucapnya.

  • Ngobrolin Multimedia Broadcasting, Pada Webinar ke-7

    Ngobrolin Multimedia Broadcasting, Pada Webinar ke-7

    BANDUNG, Telkom University – Memasuki episode ke-7, Center of Learning & Open Education (CeLOE), dalam pelaksanaan High School Webinar Series, Jumat (15/5). Pada episode ini tema yang diangkat adalah “Ngobrolin Multimedia Broadcasting Yuk Gaes!” Bersama dosen Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Oki Achmad Ismail.

    Dalam acara ini Oki menjelaskan bagaimana perkembangan media konventional, yang saat ini media-media tersebut telah bertransformasi menjadi new media (Media Baru), dengan menggunakan internet.

    “Perkembangan media konventional seperti TV dan Radio di Indonesia hingga saat ini sudah berkembang cukup pesat, kita tahu bahwa TVRI pertama mengudara di tahun 1962 dengan menyiarkan upacara kemerdekaan RI dan liputan perdana ASEAN Games di Jakarta, hingga akhirnya kita memiliki satelit Palapa A1 ditahun 76, setelah itu bermunculan media-media swasta yang kita kenal hingga saat ini.” Ucapnya.

    Seiring perkembangannya, Oki menambahkan bahwa media konventional yang dikenal saat ini digunakan untuk mengirimkan atau menerima pesan dan informasi kepada masyarakat luas, namun media konvensional ini terkendala kecepatan dalam proses penyebaran informasi.

    “Kelemahan media ini seperti kita tahu adalah kecepatan dalam penyebaran informasi, karena kejadian yang diliput oleh media, harus melalui proses yang Panjang hingga akhirnya mengudara dan ditangkap oleh masyarakat, lain halnya dengan media digital yang bisa saat itu juga disebarkan, namun kelemahannya adalah rentan akan HOAX.” Jelas Oki.

    Hingga saat ini munculnya fenomedia media konvergensi dimana mendia konventional untuk bertahan dalam dunia industry ini harus melebarkan sayapnya dengan masuk kedalam internet dan menjadi digital.

    “Kita tahu saat ini media konventional baik TV atau radio bahkan media cetak sudah banyak yang dapat kita nikmati dalam bentuk streaming, hal ini dikarenakan apabila mereka tidak mengkonvergensikan media tersebut akan ditinggal oleh pemirsa nya.” Ucapnya.

    Oki mengatakan perubahan media yang terjadi saat ini mulai dari media konventional yang mengkonvergensi menjadi media digital, hingga hadirnya media sosial, akan menumbuhkan bidang pekerjaan baru, sehingga kompetensi-kompetensi baru juga harus disiapkan.

    “Apabila kita ingin memasuki dunia digital di era saat ini, tuntutan skill yang harus dimiliki adalah memiliki kemampuan dalam pengolahan konten melalui medium audio visual dengan memanfaatkan teknologi digital, karena saat ini kecepatan informasi sangat diperlukan, oleh karena itu multitasking sangat diperlukan di era industry saat ini.” Jelasnya.

  • Asah Kemampuan Berkomunikasi Bersama Voice Over Talent: Astrid Santoso

    Asah Kemampuan Berkomunikasi Bersama Voice Over Talent: Astrid Santoso

    ZOOM – International Class Telkom University menggelar sebuah workshop berjudul Career 101: Armed Yourself with Communication Skills pada Jumat (15/5). Workshop ini bertujuan untuk mempersiapkan diri kita dan mempertajam kemampuan yang dimiliki khususnya pada keterampilan berkomunikasi.

    Pembicara kali ini merupakan seorang Voice Over Talent, yaitu Astrid Santoso. Beliau telah memiliki banyak pengalaman di dunia Voice Over terlihat dari portfolio yang sudah banyak digunakan perusahaan/instansi ternama seperti Bandung Planning Gallery, PGN, PGAS Solution, DPMPTSP, Bank Jateng, PT KAI, dan masih banyak lagi.

    Astrid juga berkiprah di dunia penyiaran radio, saat ini beliau merupakan announcer di Phi Radio Disdik Jabar. Melihat segudang pengalaman dan karirnya, Astrid Santoso dapat dibilang seorang spesialis di bidang komunikasi. Menariknya, beliau akan membantu sivitas akademika Tel-U untuk mempertajam skill di bidang komunikasi pada workshop ini.

    Pada awal workshop, Astrid menjelaskan bahwa berkomunikasi merupakan elemen penting yang sangat dibutuhkan di berbagai bidang pekerjaan oleh siapa saja. Bagaimana kemampuan kita untuk bisa menyampaikan pesan dengan baik dan mudah dipahami, merupakan salah satu kunci keberhasilan untuk menjalin kolaborasi dan melakukan persuasi yang baik.

    Astrid juga memahami banyaknya mahasiswa yang terkadang gugup saat berbicara di depan kelas saat melakukan presentasi. Menurutnya hal tersebut wajar, dan sangat manusiawi.

    “Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mengontrol rasa gugup kita, setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda. Kalau saya pribadi adalah dengan mengalihkan perhatian sebelum melakukan presentasi, seperti menonton video lucu, bernafas dalam-dalam juga bisa membantu mengalirkan oksigen ke otak kita.” Jelas Astrid.

    Antusias sivitas akademika Tel-U dalam mengikuti workshop ini begitu besar, terlihat dari jumlah peserta yang mencapai 90 participant di Zoom Meeting. Peserta berasal dari berbagai fakultas, menunjukkan bahwa sivitas akademika Tel-U berkeinginan untuk terus mempertajam keahlian berkomunikasinya.

     

     

  • Strategi Pelaksanaan Kegiatan Ditengah Pandemi

    Strategi Pelaksanaan Kegiatan Ditengah Pandemi

    BANDUNG, Telkom University – Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Telkom University telah menyelenggarakan webinar dengan tema “Strategi Pelaksanaan Kegiatan Abdimas dengan Kondisi WFH dan Peluang Kontribusi Kegiatan Abdimas Untuk Penanganan Covid-19”. Acara ini dilakukan secara online dengan menggunakan aplikasi Zoom Meeting dan ditayangkan secara live di YouTube Channel Telkom University, Kamis (14/5)

    Menghadirkan Robbi Prayudha yang menjabat sebagai Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat sebagai pembicara, serta Dini Salmiyah Fitrah Ali sebagai moderator, acara  ini diikuti oleh dosen-dosen Telkom University yang akan melaksanakan program pengabdian masyarakat di  tengah kondisi pandemi Covid-19.

    Salah satu informasi yang disampaikan oleh Pak Robbi  dalam webinar ini adalah regulasi terkait  pelaksanaan pengabdian masyarakat di tengah wabah covid-19. Beliau menyampaikan bahwa, menurut surat edaran Menteri Keuangan No SE 6/MK.02/2020 yang memuat tentang Refocusing Kegiatan dan Realokasi Anggaran Kementrian/Lembaga dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 kegiatan pengabdian masyarakat dan penelitian yang berfokus pada penanganan Covid-19 tidak mendapat pemotongan pendanaan. Hal ini dikarenakan pengabdian masyarakat merupakan kegiatan yg sangat diperlukan oleh masyarakat dan efeknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

    Dana untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat akan cair pada tanggal 18 Mei 2020, dan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat pada periode tahun 2020 tetap dapat dilaksanakan dan tidak mengalami penundaan. Penyelanggaraan kegiatan abdimas dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Misalnya, pelaksanan kegiatan dapat dilakukan secara daring menggunakan aplikasi-aplikasi yang sesuai. Pelaksana juga masih dapat turun langsung ke masyarakat dengan  protokol-protokol kesehatan yang sudah ditentukan seperti tetap melakukan physical distancing, menggunakan masker, dan protokol kesehatan lainnya. Dalam webinar ini, Pak Robbi selaku pembicara juga menyampaikan informasi terkait pengajuan proposal pengabdian masyarakat, strategi menjalankan program abdimas di tengah pandemi, peran akademisi dalam menjalankan program abdimas dan juga metode-metode apa saja yang bisa digunakan untuk menjalankan program abdimas ditengah situasi  saat ini.

    “Program  yang bisa dijalankan oleh bapak dan ibu dosen dalam kondisi seperti ini misalnya menanam tanaman hidroponik di daerah lingkungan sekitar seperti RT/RW, kemudian bisa juga membuat bank sampah online dengan menggunakan aplikasi, mengalihkan usaha konveksi yang awalnya memproduksi baju atau gamis menjadi tempat untuk memproduksi alat-alat kesehatan seperti masker atau baju APD untuk disumbangkan.” ucapnya.

    Adapun peran dosen dalam abdimas di saat pandemik adalah, membantu pembentukan gugus tugas RT/RW/Desa/Kec/Ke/Pemda, pembentukan posko Covid di perguruan tinggi, pembimbing KKN, relawan kesehatan, Pembina UKM, penyuluh masalah hukum, pemberian materi kerohanian, pengelola bantuan sosial dan distribusi logistik, dan lain-lain.

    Dalam sambutannya, Prof. Adiwijaya selaku rektor Telkom University yang turut hadir dalam webinar ini menyampaikan bahwa di tengah pandemic ini, pihak akademisi masih bisa produktif dan aktif untuk menjalankan program-program yang berguna untuk masyarakat,salah satunya adalah program pengabdian masyarakat. Beliau menyampaikan bahwa akan ada peluang yang muncul dari setiap kejadian yang menimpa, salah satunya adalah crisis yang diakibatkan oleh virus Covid-19 yang melanda seluruh dunia.

    “Pasti akan ada opportunity baru yang  muncul di masa pandemi ini walaupun terdapat problem di berbagai sisi. Namun diharapkan segala masalah dapat kita selesaikan dengan baik meskipun terdapat keterbatasan akses. Semoga webinar ini dapat menjadi inspirasi untuk ibu bapak dosen untuk tetap produktif dalam menjalankan program pengabdian masyarakat.  Saat ini, orientasinya adalah abdimas era baru. Mohon di diskusikan sebaik baiknya, agar abdimas yang akan dilaksanalan dapat berujung pada kebermanfaatan untuk seluruh pihak.” jelasnya.

    Acara berlangsung dengan lancar dan diakhiri dengan sesi tanya jawab seputar program kegiatan pengabdian masyarakat yang sudah dilakukan oleh dosen-dosen  Telkom University dari berbagai bidang keahlian.

  • Managing Generation

    Managing Generation

    BANDUNG, Telkom University – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University menyelenggarakan Program Donasi 100 Hari untuk Indonesia. Program tersebut merupakan short online training dengan topik-topik manajemen populer. Seluruh biaya pendaftaran dari peserta akan didonasikan untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat selama Covid-19.

    Program ini diselenggarakan melalui aplikasi Cloud X pada hari Selasa (12/5) dan menghadirkan pembicara Dr. Ratri Wahyuningtyas yang merupakan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan mengusung tema Managing New Generation. Program ini terbuka untuk umum dengan jumlah partisipan sebanyak 69 orang.

    Pada short online training hari ini, Dr. Ratri menjelaskan beberapa generasi sebagai pengantar materi yang akan disampaikan. Saat ini terdapat beberapa generasi yang ada, yaitu Generasi Veteran yang lahir sebelum tahun 1945, Generasi Baby Boomers yang lahir pada tahun 1946 – 1965, Generasi X yang lahir pada tahun 1966 – 1980, Generasi Y atau Milenial yang lahir tahun 1981 – 1995, Generasi Z yang lahir pada tahun 1996 – 2010, dan Generasi Alpha yang lahir setelah tahun 2011.

    “Karakteristik dan ciri setiap generasi berbeda, hal ini dipengaruhi oleh interaksi dan kondisi lingkungan pada saat mereka bertumbuh, sehingga saat ini kita menghadapi berbagai generasi tumbuh dalam satu waktu,” ucapnya.

    Dr. Ratri juga menjelaskan populasi generasi di Indonesia memiliki rasio yang berbeda dan didominasi oleh Generasi Z sebanyak 25% dan diprediksikan pada tahun 2025 – 2030, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Bonus demografi berarti populasi di Indonesia akan didominasi oleh angkatan produktif yang berusia 15 – 65 tahun. Peluang ini yang harus ditangkap oleh bisnis yang dihadapkan pada suatu situasi menghadapi empat generasi pada satu periode.

    “Dalam hal ini, kita harus dapat membedakan kapan seseorang dinamakan manager dan kapan seseorang dinamakan leader. Kita harus melihat pembeda antara seorang manager dan seorang leader. Management selalu berbicara mengenai substain, menopang dan mendukung. Kalau kita berbicara leader, bagaimana ia menciptakan sesuatu yang baru, menciptakan visi, misi, dan perubahan, itu adalah leader sebetulnya.”

    Dr. Ratri juga menambahkan bahwa management lebih banyak menggunakan logika berpikir dan berinteraksi dengan orang-orang, manager lebih mengedepankan cara berpikir untuk mencapai target. Berbeda dengan management, dalam merespon suatu situasi leader lebih mengedepankan sisi perasaan. Leader akan mencoba memahami apa yang akan dilakukan ketika berdiskusi dengan individu secara personal.

    Masing-masing antara management dan leader memiliki titik berat yang berbeda, keduanya tidak ada yang lebih baik. Jika suatu organisasi terlalu fokus pada management akan menyebabkan karyawan stres dan situasi lingkungan terlalu kaku, dan jika suatu organisasi terlalu fokus pada leadership akan menyebabkan out of controll dan tidak fokus pada target. Sehingga perlu adanya kolaborasi antara management yang baik dan leadership yang baik juga.

  • Bisnis Unggul di Era Pandemi Covid-19

    Bisnis Unggul di Era Pandemi Covid-19

    BANDUNG, Telkom University – Bandung Techno Park menyelenggarakan acara BTP Talk dengan mengusung tema Bisnis Unggul di Era Pandemi Covid-19. Acara ini menghadirkan pembicara Ahmad Yani Saefudin, selaku Master G-Couch dan Komisaris PT Bigpro dan Awan Rimbawan selaku Direktur www.21clouds.com. Acara BTP Talk ini terbuka untuk umum dan diselenggarakan melalui aplikasi Zoom pada Selasa (12/5).

    Dalam acara tersebut, Ahmad Yani Saefudin atau yang biasa dipanggil Kang Aye memaparkan materi mengenai Mental Bisnis di era krisis. Mental Bisnis di era krisis menjadi sangat penting karena banyak orang terjebak urusan-urusan teknis atau bahkan akhirnya mengikuti kondisi yang tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki. Itulah mengapa kekuatan mental ini penting dipelajari, karena orang-orang besar ini lahir dari orang yang memiliki mental besar, punya visi besar, punya mimpi besar dan akhirnya berperilaku seperti orang besar dan menjadi orang besar. Terlepas dari saat ini bisnis kita seperti apa, size bisnis kita seperti apa, tapi yang jelas mental ini harus didahulukan.

    “Saya sering menganggap bahwa ketika kita berada dalam bisnis, kita seperti seorang penerjun payung. Ketika kita terjun payung, otomatis kita tidak mampu merubah arah angin tapi yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita beradaptasi dengan angin. Tentunya yang harus kita lakukan adalah merubah sayapnya, bukan merubah arah anginnya,” ucapnya.

    Kang Aye juga menjelaskan empat ciri orang yang memiliki kesehatan mental ketika kondisi seperti saat ini. Pertama, merealisasikan potensi diri. Orang ini yang memahami potensi diri sehingga fokusnya nanti adalah bahwa kita lebih fokus meningkatkan potensi diri kita. Kedua, produktif. Produktif ini dapat kita lakukan dalam kondisi tenang, ketika kita mampu mengeksplorasi potensi diri dan mempunyai visi, misi dan tujuan, yang dilakukan sehari-harinya adalah sebuah kegiatan yang produktif. Bukan hanya produktif, kita juga harus melakukan sesuatu yang berkah. Sesuatu yang berkah harus itu harus bermanfaat, mendorong pada kebaikan, membuat lebih harmonis, yang kita lakukan ini membuat kita menjadi orang yang bertakwa. Ketiga, tangguh terhadap tekanan. Ini penting kita miliki karena orang-orang yang hebat dan sukses bukanlah orang yang selalu menang dalam tekanan, tetapi orang itu mampu bertahan dalam tekanan dan mampu bangkit kembali ketika jatuh. Keempat, yaitu berkontribusi. Ciri orang yang memiliki kesehatan mental yaitu kita dapat memberikan kontribusi sekecil apapun dalam kondisi apapun.

    Kemudian dalam acara tersebut Awan Rimbawan memberikan materi mengenai Digital Marketing di Era Pandemi. Dalam digital marketing yang spesifik, setiap produk yang dihasilkan akan berhubungan pada tiga hal, yaitu Earned Media, Owned Media dan Paid Media. Tiga hal ini berkaitan dengan sosial media atau word of mouth yang kita dapatkan karena kita membuat konten yang menarik, namun tidak dapat dimiliki karena berada pada platform lain.

    “Mention, like, comment, itu adanya di platform lain, platform yang dimiliki Facebook dan Instagram. Kita perlu punya satu media yang kita miliki yaitu berkaitan dengan website, konten dan blog. Karena itu semua kita yang kontrol,” ucapnya.

    Awan juga menjelaskan mengenai Facebook Ads dan Instagram Ads. Penggunaan Facebook Ads dan Instagram Ads bergantung pada produk yang akan dipasarkan. Jangkauan tools yang digunakan akan berbeda sehingga perlu disesuaikan dengan kebutuhan pebisnis.

  • Social Innovation

    Social Innovation

    BANDUNG, Telkom University – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University menyelenggarakan Program Donasi 100 Hari untuk Indonesia. Program tersebut merupakan short online training dengan topik-topik manajemen populer. Seluruh biaya pendaftaran dari peserta akan didonasikan untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat selama Covid-19.

    Program ini diselenggarakan secara online melalui aplikasi Zoom pada Kamis (14/5) dan menghadirkan pembicara Siska Noviaristanti, Ph.D dengan mengusung tema Social Innovation. Program ini terbuka untuk umum dengan jumlah partisipan sebanyak 59 orang.

    Pada short online training hari ini, Siska Noviaristanti menjelaskan mengenai perbedaan antara Social Entreprise dan Social Innovation. Pada Social Entreprise, kita dapat melihat dan membangun adanya peluang untuk mengembangkan perusahaan yang berjiwa sosial. Berjiwa sosial itu artinya suatu bisnis tidak hanya untuk profit saja, tetapi juga untuk mengembangkan komunitas.

    “Kalau Social Innovation tidak hanya mengenai entreprise-nya saja, tetapi social innovation itu juga merupakan sistem inovasi. Sistem inovasi mencakup siapa aktornya, bagaimana value antar aktor, itulah social innovation,” ucapnya.

    Siska Noviaristanti juga menambahkan mengenai ciri khas sebagai kriteria movement yang termasuk pada social innovation. Ada enam kriteria yaitu recognation of a social problem, collaborating with stakeholders, development of social business, expansion of market interest, changes in social relationships & systems dan diffusion of social values.

    “Nah, di sini para pemain pada social innovation bisa diawali dari seorang pengusaha yang memang peduli dengan lingkungannya dan kemudian berusaha untuk mengubah suatu permasalahan di lingkungannya. Bisa juga dimulai dari policy maker atau pemerintah yang terjun langsung kepada masyarakat. Bisa juga dari seseorang yang peduli, seorang social innovator, bisa seorang evaluator yang berhubungan dengan suatu sistem. Volunteers juga termasuk dalam players pada social innovation.

    Siska Noviaristanti juga menjelaskan mengenai design thinking. Siska meng-highlight beberapa hal dalam design thinking. Design thinking perlu diarahkan dengan baik untuk mendapatkan sebuah solusi. Solusi yang diharapkan dari suatu design thinking harus bernilai ekonomi, didukung oleh teknologi dan mampu menjawab tantangan sosial.

    Beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam social innovation yaitu menyadari adanya permasalah sosial dan berniat untuk menjadi bagi dari solusi. Kita juga harus melihat kemampuan yang dimiliki seperti pengetahuan, jejaring dan sumber daya. Kita perlu berkolaborasi dengan institusi yang tertarik sebagai rekan dalam menumbuhkan social innovation. Dalam melakukan kolaborasi, kita harus mencari produk baru atau layanan kepada komunitas sebagai sebuah sistem inovasi. Inovasi yang kita lakukan juga harus sesuai dengan program pemerintah terkait permasalahan sosial

    “Kita sebagai institusi pendidikan, basis universitas kita memiliki pondasi kuat sebagai langkah awal untuk mengembangkan social innovation, bisa melalui PPM atau research group,” ucapnya.

  • Kisah Inspiratif dari CEO Net1

    Kisah Inspiratif dari CEO Net1

    BANDUNG, Telkom University – Forum Alumni Universitas Telkom menyelenggarakan Ramadhan Sharing, kisah inspiratif para alumni dari dalam maupun luar negeri di berbagai negara. Pada FAST Ramadhan Sharing edisi 20 ini, Telkom University menghadirkan Andri Pranata selaku Chief Executive Officer PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Net1).

    FAST Ramadhan Sharing #20 ini diselenggarakan pada Rabu (13/5) dan diikuti peserta baik mahasiswa Telkom University maupun alumninya. Ramadhan Sharing ini diselenggarakan melalui aplikasi Zoom dan disiarkan langsung pada Youtube Channel Telkom University. Dalam Ramadhan Sharing  ini juga dibuka program donasi untuk disalurkan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19.

    Dalam Ramadhan Sharing tersebut, Andri menceritakan perjalanan karirnya dari kuliah hingga menjadi CEO Net-1. Andri merupakan alumni Teknik Telekomunikasi angkatan 1995. Selama kuliah, Andri aktif dalam organisasi kemahasiswaan di kampus.

    “Beroganisasi membentuk value-value penting yang tidak mudah didapatkan di ruang kuliah. Kolaborasi, respect, creative process, leadership, decision making, science, project management, team work dan win as a team,” ucapnya.

    Dalam meniti karir, Andri mengaku melewati perjalanan yang tidak mudah. Memulai karir dengan membuat perusahaan digital bersama teman-teman STT Telkom sampai kemudian berpindah-pindah pada perusahaan provider di Indonesia. Berpindah dari satu daerah ke daerah lain, membuat Andri sempat mengalami culture shock.

    “Pada satu moment, ketika pindah dari Semarang ke Jakarta juga agak culture shock juga ya. Yang biasa di Semarang kekeluargaan, waktunya sangat nyaman dengan keluarga, Bapak-Ibu di sana, keluarga di sana. Saya juga sudah beli rumah di Semarang, tiba-tiba dipindah. Jadi ya sempat galau sedikit, sampai akhirnya ditengah galau itu ada kesempatan datang dari Sampoerna Telecom,” ucapnya.

    Saat itu Sampoerna Telecom merupakan satu-satunya layanan telekomunikasi yang mengandalkan 450MHz dengan teknologi 4G LTE sehingga Andri berpikir bahwa Net1 Indonesia sangat cocok untuk menyediakan jaringan yang dibutuhkan negara kepulauan seperti Indonesia. Akhirnya Andri menerima tantangan tersebut untuk bergabung dengan Sampoerna Telecom.

    Andri mengatakan bahwa sudah saatnya ia mengabdi pada negeri ini melalui layanan untuk daerah-daerah tertinggal. Pada saat pandemi seperti sekarang ini, Andri juga merasa sedih ketika anak-anak yang harus melakukan study from home mengalami kesulitan untuk mendapatkan koneksi internet.

    “Bismillah Saya terima. Meskipun ini masih perusahaan kecil dan tidak sebesar perusahaan tempat Saya bekerja sebelumnya, tetapi tidak apa. Yang penting kita tetap maju, kita punya value, kita punya prinsip untuk membantu negara ini maju,” ucapnya.

  • Berbicara Tentang Global HR Bersama Dir SDM

    Berbicara Tentang Global HR Bersama Dir SDM

    BANDUNG, Telkom University – Program donasi 100 hari yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University masih terus bergulis, memasuki episode ke-10, Kiki Sudiana, Dosen sekaligus Direktur Sumber Daya Manusia akan berbicara tentang Global HRM (Human Resource Management).

    Program 100 hari untuk Indonesia, merupakan short online training dengan topik-topik manajemen populer. Seluruh biaya pendaftaran dari peserta akan didonasikan untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat selama Covid-19.

    Melalui program ini Kiki menjelaskan bagaimana proses rekrutmen dalam proses perusahaan yang bersifat Internasional, Multinasional bahkan Transnasional.

    “Beberapa perbedaan dalam proses rekrutmen yang harus kita ketahui apabila ingin masuk kedalam perusahaan global, dan beberapa perbedaan pengelolaan SDM dari berbagai negara adalah berdasarkan ekonomi, hukum dan culture.” Ucapnya.

    Dalam Global HRM, Kiki menambahkan bahwa ada beberapa value yang diperhatikan perusahaan global dalam proses rekrut, yakni Ethnocentric, kemudian Polycentric, Geocentric dan Regiocentric.

    “Selain itu kita juga harus perhatikan perbedaan pengelolaan SDM diberbagai negara, dimana itu semua mencakup Ekonomi negara tersebut, hukum yang berlaku dan culture nya.

    Apabila ingin bekerja di perusahaan Global, Kiki mengatakan harus bisa beradaptasi dinegara tersebut, pelajari tentang budaya dan hukum negara yang dituju, karena beradaptasi di suatu negara juga menjadi concern dalam proses rekrutmen.

    “Beradaptasi di negara yang baru kita datangi terutama hal kita akan melakukan pekerjaan dengan waktu yang lama, akan mengharuskan kita beradaptasi dengan cepat, oleh karena itu proses adaptasi bisa menjadi concern bagi perusahaan, terutama adaptasi yang harus dilakukan keluarga apabila sudah menikah.” Jelasnya.

    Kiki mengatakan hal yang harus diperhatikan apabila akan memasuki perusahaan global adalah perhatikan peraturan ketenagakerjaan disuatu negara, bagaimana seorang pekerja asing dinegara tersebut hukumnya.

    “Selain hukum yang ada, kita juga harus perhatikan pajak yang berlaku disana, ada beberapa negara yang mengharuskan pekerja asing membayar pajak dinegara tersebut, selain itu pehatikan unions dinegara tersebut, bagaimana unions bagi warga negara Indonesia, cari tahu jumlah nya.” Ucapnya.