Category: News

All News

  • Tabligh Akbar : Membangun Generasi Muslim untuk Indonesia Berkemajuan

    Tabligh Akbar : Membangun Generasi Muslim untuk Indonesia Berkemajuan

    Telkom University menyelenggarakan Tabligh Akbar dengan tema ‘Membangun Generasi Muslim untuk Indonesia berkelanjutan. Acara ini diselenggarakan pada Kamis (2/7) secara online via aplikasi Zoom dan ditayangkan live di YouTube Channel Telkom University.

    Tabligh akbar ini diikuti oleh seluruh pegawai dan dosen Telkom University sebanyak 700 partisipan dan menghadirkan Prof Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamaddiyah.

    Acara ini dibuka oleh pembacaan Surah Al Isra ayat 85-90 dan dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Adiwijaya selaku Rektor Telkom University. Dalam sambutannya, Prof. Dr. Adiwijaya menyampaikan bahwa acara ini merupakan pengajian rutin setiap bulan yang bertujuan untuk memperkuat dan mempererat tali silaturahim.

    “Saya berharap ditengah pandemi ini kita selalu sehat, tentunya sehat jasmani ini sangat ditentukan juga dengan kesehatan rohani. Jadi dalam hal ini saya sangat yakin kajian ini bisa memberikan inspirasi kepada kita dan bermuara pada keberkahan untuk kita semua,” ucapnya.

    Prof. Dr. Adiwijaya juga menyampaikan bahwa Telkom University hadir untuk berkontribusi untuk negara, salah satunya dalam membentuk SDM unggul. Tidak hanya mengajarkan hard skill yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan teknologi, namun kita harus menjadi role model dalam membangun akhlak yang baik yang mampu menginspirasi terutama kepada mahasiswa.

    Sebagai kampus swasta terbaik di Indonesia, Telkom University terus berbenah diri, baik mahasiswa, tenaga pengajar, maupun alumninya. Hal tersebut tercermin dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan sesuai fokus Telkom University pada bidang Research and Entrepreneurial. Mahasiswa merupakan pempimpin bangsa ini, jadi dalam rangka membangun generasi muslim

    untuk Indonesia berkemajuan, ini merupakan tema yang cocok diangkat dalam acara Tabligh Akbar ini.

    Dalam kegiatan ini, Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir menyampaikan bahwa kita berada pada lingkungan akademik yang memiliki inspirasi dan jiwa keagamaan sehingga mengangkat tema ‘Membangun Generasi Muslim untuk Indonesia Berkemajuan’. Inspirasi keagamaan ini juga berhubungan langsung dengan nilai-nilai orientasi kebangsaan sehingga kita punya pijakan yang kokoh sebagai pilar bangsa yang berbasis pada dunia akademik.

    “Dalam Islam ada banyak konstruksi, bangunan yang punya nilai sekaligus punya fungsi tentang sosok generasi muslim, tentang identifikasi generasi muslim, tentang format generasi muslim,” ucapnya.

    Dalam dimensi moralitas akhlak atau kebaikan disebut dengan Qurrota ‘Ayyun. Doa kita setiap hari di Surah Al-Furqan ayat 74 merupakan doa yang sifatnya satu jagat juga. Doa tersebut untuk meminta keturuan yang dapat menjadi permata hati dan pemimpin kaum muslim di masa depan. Generasi Qurrota ‘Ayyun merupakan generasi yang enak dipandang, generasi yang memuaskan orang tua dan masyarakat dengan makna yang dalam.

    Generasi Qurrota ‘Ayyun lahir dari nilai-nilai Islam yang mengajarkan akhlak mulia dan berbakti pada orang tua yang bersifat wajib, karena secara psikologis dan sosiologis cinta orang tua kepada anaknya begitu besar tetapi sering cinta anak kepada orang tua tidak sebesar itu, sehingga berbakti kepada orang tua itu hukumnya wajib.

    “Satu dimensi saja dari Qurrota Ayyun itu akan menjadi penyambung generasi masa depan karena pandai merawat bangunan keluarga dan ini juga memengaruhi konsep keluarga muslim yaitu sakinnah, mawwadah, warahmah. Konsep keluarga muslim ini bukan berarti keluarga tanpa masalah, tetapi keluarga yang dapat menyelesaikan masalah. Cukup atau tidak cukup soal rezeki, dalam keluarga ini selalu menimbulkan rasa puas di hati.”

    Dari konsep keluarga muslim ini akan lahir generasi Qurrota ‘Ayyun, tidak mungkin Qurrota ‘Ayyun lahir dari keluarga yang mengalami kerusakan, pasti lahir dari keluarga muslim yang harus dirawat oleh kita. Keluarga merupakan harta termahal, sehingga muncul istilah

    ‘Keluargaku adalah surgaku’. Itu harus kita ciptakan dengan cara saling melengkapi kekurangan dan kelebihan masing-masing.

    Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir juga menjelaskan bahwa dalam Islam ada konsep Ulul Albab terkait pendidikan. Ulul Albab merupakan orang yang memiliki akal dan pikiran yang jernih. Ulul artinya punya dan Albab berasal dari Lub atau Qalb yang berarti hati paling dalam, sari pati dari sesuatu yang berada dalam Qalb atau hati, jiwa dan pikiran kita.

    “Dalam Al-Quran, ciri Ulul Albab terdapat pada Surah Ali Imran ayat 190-191. Ulul Albab intinya orang yang selalu berpikir tapi juga berdzikir karena selalu ingat pada Allah dengan segala kekuasaannya termasuk ilmu kita,” ucapnya.

    Ada banyak ilmu yang kita tidak bisa melampauinya sehingga dimensi Illahiah-nya ada dalam generasi Ulul Albab. Sepandai-pandainya kita sebagai manusia, di atas langit masih ada langit. Maka kita tidak boleh sombong dengan ilmu yang kita miliki.

    Begitu juga dengan kekuasaan, sehebat apapun orang berkuasa, kekuasaan itu tetap terbatas. Maka ketika kita berkuasa, berbuatlah kebaikan agar setelah kita meninggalkan kekuasaan itu, orang akan mengenangnya.

    Prof. Dr. K.H Haedar Nashir juga menambahkan bahwa ilmu membuat kita menjadi indah sehingga kita harus menjadikan ilmu sebagai sesuatu yang bermanfaat. Islam sangat menghargai ilmu, hal tersebut dapat dilihat dari wahyu pertama yang diturunkan merupakan sebuah ilmu yang tertuang dalam Surah Al-Alaq ayat 1-5.

    “Islam lahir sebagai rahmatan lil ‘alamin untuk membangun beradaban, maka perlu generasi Ulul Albab yang otaknya jalan dan hatinya hidup dengan akhlak yang mulia.”

    Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir berpesan agar kita dapat menjalankan hidup dengan penuh optimisme dan meraih berkah Allah swt. dengan ilmu dan melalui peran-peran kita termasuk dibidang akademik. Harus ada keinginan untuk mencerdaskan anak-anak didik sebagai generasi penerus bangsa.

  • Langkah Telkom University Menyambut Program Kampus Merdeka

    Langkah Telkom University Menyambut Program Kampus Merdeka

    Bandung, Telkom University –  Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka pada awal tahun 2019 lalu. Isi dari kebijakan ini adalah kampus swasta berakreditasi A dan B diberikan otonomi untuk membuka program studi (prodi) baru, sesuai dengan kebutuhan industri kedepan.

    Membahas hal tersebut, Telkom University menggelar Webinar yang secara fokus membahas mengenai “Merdeka Belajar, Kampus Merdeka” pada Kamis (2/7) melalui aplikasi video conference, Zoom. Nara sumber pada pembahasan ini adalah Wakil Rektor I Bidang Akademik, Dr. Dadan Rahadian; Direktur Bandung Techno Park. Dr Maman Abdurahman; Direktur Bidang Akademik. Dr Achmad Rizal.

    Ada 4 pilar utama dalam Kampus Merdeka, diataranya Pembukaan Program Studi Baru, Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, dan Hak Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi. “Kami akan menyampaikan fokus pada pilar ke empat, sesuai dengan Permendikbud No.3 2020, tentang standar nasional pendidikan tinggi.” Jelas Dadan.

    “Yang dikatakan merdeka belajar adalah mengikuti proses Pembelajaran di luar Program Studi. Sehingga mahasiswa wajib mengikuti 4 semester di dalam prodi, lalu maksimal 1 semester di luar prodi di perguruan tinggi yang sama, dan maksimal 2 semester diluar prodi pada perguruan tinggi yang berbeda (eksternal).”

    Pada peraturan diatas, mahasiswa wajib mengikuti pembelajaran yang sifatnya pengabdian masyarakat, untuk memberikan manfaat dalam berbagai bentuk kegiatan bagi masyarakat.

    Menariknya, ada beberapa kegiatan mahasiswa yang dapat dilakukan di luar kampus, seperti: Praktik Industri; Proyek Pembangunan Desa; Pertukaran Pelajar; Penelitian/Riset; Wirausaha; Studi/Proyek Independen; Proyek Kemanusiaan; Mengajar di Sekolah. Semua kegiatan diatas tetap harus dalam pengawasan dosen/pengajar.

    Melihat kebijakan-kebijakan Kampus Merdeka diatas, Telkom University dengan sigap membuat Pemetaan dan Transformasi Kegiatan Belajar menuju Prodi Merdeka Belajar di Tel-U. Selain sudah terbentuknya Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU), Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU), mahasiswa bisa mengikuti dua kelompok mata kuliah di luar prodi yang utama, yaitu Work Ready Program (WRAP) dan Mata Kuliah Pilihan Mahasiswa (MKPM).

    Pada program WRAP terbagi menjadi tiga konsentrasi, ada Internship, Entrepreneurship, dan Researchship. Sehingga lulusan Tel-U nantinya akan terbagi menjadi tiga profil besar, Profesional, Praktisi, dan Entrepreneurship jika mengambil kelompok WRAP. Para program MKPM, didalamnya terdapat Mata Kuliah Pilihan Universitas, Mata Kuliah Lintas Prodi, Kegiatan Magang di Unit-Unit, Kegiatan Abdimas, Student Exchange, Summer School dan lain sebagainya.

    Dua program tersebut merupakan Langkah Telkom University dalam menyambut program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai informasi, Telkom University menjadi kampus pertama yang mendeklarasikan Merdeka Belajar pada Maret 2020 lalu. Kurikulum di Telkom University pun sudah disesuaikan dengan kurikulum Merdeka Belajar, khususnya pada semester ganjil TA 2020/2021 ini. Semoga apa yang direncanakan mampu berkontribusi besar bagi bangsa dan negara.

  • Workshop Management Reference Using Mendeley Software

    Workshop Management Reference Using Mendeley Software

    Telkom University sebagai kampus swasta terbaik di Indonesia tercermin dari Sivitas Akademika yang terus berbenah diri, baik mahasiswa, tenaga pengajar, maupun alumninya. Berfokus pada bidang Research and Entrepreneurial, Telkom University banyak melakukan penelitian di berbagai bidang. Untuk menunjang berbagai penelitian yang dilakukan, Open Library Telkom University menyelenggarakan Workshop ‘Pengelolaan Referensi Ilmiah menggunakan Mendeley’.

    Tujuan diselenggarakannya workshop ini untuk memfasilitasi dosen dan peneliti Telkom University memperdalam mengenai fungsi dan fitur-fitur secara praktis yang ada pada Mendeley. Workshop ini menghadirkan Dr. Achmad Rizal, S.T., M.T, yang merupakan dosen dan peneliti sekaligus Direktur Akademik Telkom University.

    Diselenggarakan pada Jumat (26/06) secara online melalui aplikasi Zoom dan Live di YouTube Channel Open Library Tel-U, workshop ini diikuti oleh 74 partisipan yang merupakan dosen dan peneliti Telkom University.

    Workshop ini dimulai dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Telkom University dan dibuka oleh sambutan dari Dadi Ismanto, S.Si selaku Kepala Bagian Open Library. Dalam sambutannya, Dadi Ismanto menyampaikan terima kasih kepada para partisipan yang telah mengikuti workshop ini. Dadi berharap dengan diselenggarakannya workshop ini dapat menunjang kegiatan penelitian yang dilakukan dan bermanfaat bagi para dosen dan peneliti di Telkom University.

    Masuk ke acara inti, Dr. Achmad Rizal menjelaskan mengenai publikasi ilmiah sebagai pengantar materi. Alasan untuk melakukan publikasi ilmiah yaitu sebagai bukti atau dokumentasi atas penelitian yang sudah dilakukan. Indonesia memiliki potensi cukup besar dalam melakukan publikasi ilmiah. Hal tersebut dapat dilihat dari pemeringkatan publikasi

    ilmiah di dunia, Indonesia menduduki posisi cukup tinggi dibandingkan negara-negara di Asia lainnya.

    “Di Indonesia sendiri, kita memiliki potensi yang cukup besar. Melakukan penelitian ilmiah berarti menjelaskan latar belakang masalah, apa yang sudah dilakukan orang dan metode yang diusulkannya. Namun, ada bagian tersulit dalam penelitian ilmiah, yaitu citasi yang baik dan referensi yang kita gunakan masih manual. Untuk itu, kita perlu pengelolaan referensi yang baik, salah satunya menggunakan Mendeley” ucapnya.

    Mendeley merupakan software gratis yang dibuat oleh UK yang tersedia dalam tiga jenis, yaitu desktop, web dan mobile. Mendeley dapat mempermudah peneliti dalam mengelola sumber referensi. Cara kerjanya yaitu Mendeley dapat menyimpan sumber daya pengetahuan dari banyak website secara online. Sumber tersebut dapat di download dan ditambahkan sesuai kebutuhan penelitian. Pengelolaan seperti itu akan lebih mudah dibandingkan jika disimpan secara manual karena dengan Mendeley sumber yang sudah disimpan dapat ditelurusi secara keseluruhan.

    Setiap penelitian yang dimasukkan ke dalam Mendeley akan muncul metadatanya. Metadata tersebut berupa judul penelitian, nama penulis, jenis penelitian, tahun terbit dan abstraksi penelitian. Penggunaan Mendeley tersebut dapat digunakan secara jangka panjang dalam penelitian. Untuk itu, para peneliti perlu membuat akun Mendeley terlebih dahulu.

    “Dalam Mendeley Web, sekarang bentuknya berkembang seperti media sosial untuk peneliti karena nanti kita akan dapat referensi. Ada update ini lho seperti bidang anda, ini lho kita bisa chat dengan peneliti yang lain, kita bisa follow peneliti tertentu supaya dapat update penelitian baru dari yang bersangkutan. Kita bisa langsung save penelitian yang baru muncul di sana dan kita bisa akses kapanpun, kita juga bisa buat grup diskusi. Sangat menyenangkan asalkan kita dapat memanfaatkan secara optimal.”

    Dalam workshop tersebut, Dr. Achmad Rizal menunjukkan tutorial penggunaan Mendeley dan langsung dipraktikan oleh para peserta. Acara tersebut ditutup dengan sesi pertanyaan dari para peserta.

  • Young Citizen Journalism

    Young Citizen Journalism

    Fakultas Komunikasi dan Bisnis menyelenggarakan Communication & Business Webinar Series bagi Mahasiswa dan SMA/SMK se-Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu para mahasiswa dan siswa SMA/SMK untuk mengetahui minatnya terutama di bidang jurnalistik. Kegiatan ini diselenggarakan pada Senin (30/06) secara online melalui Aplikasi Zoom.

    Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 100 partisipan dengan menghadirkan pembicara yaitu Anisa Diniati, S.I.Kom., M.I.Kom., selaku dosen program studi S1 Digital Public Relation. Pada webinar series #6 mengusung tema ‘Young Citizen Journalism’.

    Anisa menjelaskan mengenai Citizen Journalism sebagai pengantar materi. Citizen Journalism adalah aktivitas jurnalistik yang dilakukan oleh warga biasa, bukan oleh seorang jurnalis profesional yang tidak terikat dengan institusi media. Ada beberapa perbedaan antara Citizen Journalism dengan Profesional Jurnalis, yaitu kode etik, Undang-Undang Pers dan pembekalan dasar-dasar jurnalistik yang baku.

    “Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar berita yang dibuat oleh Citizen Journalism dapat dipublikasikan, yaitu materi eksklusif, menarik dan nilai berita tinggi. Selain itu materi berita yang tidak tercover oleh Jurnalis TV Profesional juga boleh dipublikasi oleh Citizen Journalism,” ucapnya.

    Anisa menambahkan bahwa Citizen Journalism dan Profesional Jurnalis harus bahu membahu karena penyebaran Citizen Journalis lebih luas, maka Citizen Journalis tumbuh dan harus bergandengan dengan media-media besar. Ada beberapa keunggulan yang dimiliki Citizen Journalis yaitu murah, cepat dan mudah diakses. Selain itu, Citizen Journalis juga memberi masyarakat ruang untuk berpendapat dan memunculkan sudut pandang yang baru. Citizen Journalis juga dapat menjadi pelengkap media tradisional dalam melaporkan berita sekaligus mendukung fungsi kontrol sosial.

    Anisa juga menjelaskan tiga cara dalam melakukan Citizen Journalism; pertama, konten harus orisinil atau dibuat langsung oleh seseorang tanpa adanya tiruan, bukan salinan atau imitasi; kedua, format berita lebih baik mengandung 5W 1H dan menjaga konsistensi publikasi berita; ketiga, etik publik yang merupakan kejujuran dan kredibilitas, Citizen Journalism tidak boleh berbohong mengenai informasi.

    “Semoga dengan adanya webinar ini mampu menumbuhkan minat mahasiswa dan siswa menjadi seorang Young Citizen Journalism karena terdapat peluang yang besar dan merupakan profesi yang cukup menarik. Kita bisa membantu untuk mempublikasi informasi dari manapun dan kapanpun berita yang ada di sekitar kita.”

    Sebagai kampus swasta terbaik di Indonesia, Telkom University terus berbenah diri, baik mahasiswa, tenaga pengajar, maupun alumninya. Hal tersebut tercermin dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan sesuai fokus Telkom University pada bidang Research and Entrepreneurial. Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, diharapkan dapat mengedukasi agar lebih aware terhadap informasi yang ada di sekitar kita.

  • FKB Webinar Series: “Yuk Jadi Konten Kreator, Bukan Jadi Subscriber”

    FKB Webinar Series: “Yuk Jadi Konten Kreator, Bukan Jadi Subscriber”

    Bandung, Telkom University – Setiap mahasiswa Telkom University di era digital ini dituntut untuk dapat menjadi seorang Creator, sehingga setiap student body mampu secara mandiri memproduksi sebuah karya kreatif dalam bidang apapun. Untuk mengasah karakteristik tersebut, Fakultas Komunikasi dan Bisnis (FKB) menggelar Webinar Series bertajuk “Yuk Jadi Konten Kreator, Bukan Jadi Subscriber” pada Senin (29/6).

    Pada webinar episode kali ini, pembicara yang hadir adalah Oki Ahmad Ismail, S.Sos., M.Si. dan moderator I Gayes Mahestu, S.S., M.I.Kom. Keduanya merupakan dosen Ilmu Komunikasi, FKB, Telkom University. Audience yang hadir pun terbuka bagi umum, namun dikhususkan untuk mahasiswa dan calon mahasiswa.

    Oki memaparkan bahwa Indonesia memiliki potensi menjadi pusat content creator yang mendunia. “Indonesia di era digital tidak hanya berpotensi menjadi konsumen, tapi juga menjadi powerhouse (creator handal didalamnya) bagi ekonomi digital dunia.” Ungkap Oki.

    Hal tersebut terlihat dari data yang dihimpun dari Hootsuite, menerangkan bahwa penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 64%. Pengguna terbesar adalah anak muda dan pentrasi akan terus meningkat. Data tersebut menjadi sebuah peluang bagi siapapun yang dapat memanfaatkannya menjadi sebuah profit ataupun benefit.

    Masyarakat Indonesia begitu memiliki atensi yang tinggi terhadap social media, tidak heran banyak bermunculan konten creator baru setiap hari nya. Khususnya Youtube, yang pada saat ini menjadi social media nomor satu paling popular yang banyak digunakan masyarakat Indonesia.

    Untuk mampu bersaing dengan content creator lainnya, kita perlu mempelajari strategi pemasaran yang jitu. Dalam program studi Ilmu Komunikasi di Telkom University, ada yang dikenal dengan Komunikasi Pemasaran. Secara singkat, Komunikasi Pemasaran adalah sarana yang digunakan untuk menginformasikan, mempersuasi, dan mengingatkan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung, mengenai produk atau jasa yang dijual (dalam hal ini konten).

    Oki pun memaparkan ada beberapa kompetensi yang perlu dimiliki seorang konten creator baru, khususnya pada platform video sharing Youtube.

    “Diantaranya adalah nama channel yang menarik dan mudah diingat, konten yang disajikan konsisten baik topik maupun waktu uploadnya, dapat berkolaborasi dengan creator lainnya, unik dan berbeda dari creator lainnya. Tidak lupa juga teman-teman mulai mempelajari optimasi Search Engine Optimization (SEO) dari pada meta data video yang di upload. Sehingga memudahkan pencarian para viewers.” Jelas Oki.

    Optimasi SEO metadata pada konten YouTube adalah membuat judul, deskripsi, penggunaan hashtags yang tertarget kata kuncinya. Contoh sederhananya, jika kalian ingin membuat panduan video masak. Kata kuncinya tidak hanya “Tutorial Memasak” saja, akan lebih baik jika lebih spesifik seperti “Tutorial Memasak Nasi Goreng Khas Indonesia”, misalnya.

    “Saya berpesan, rekan-rekan untuk dapat membuat konten yang bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi para audience konten kalian. Sehingga kita menyumbang konten positif ke jagad maya” harap Oki.

  • Tel-U Mendapat Rekomendasi Sertifikasi ISO 9001-2015 oleh British Standards Institution

    Tel-U Mendapat Rekomendasi Sertifikasi ISO 9001-2015 oleh British Standards Institution

    Bandung, Telkom University – Berlangsung selama tiga hari (24 – 26 Juni 2020), Telkom University (TelU) menjalani audit Surveillance II ISO 9001:2015 oleh British Standards Institution. Audit ini bertujuan untuk terus meningkatkan mutu pendidikan Telkom University agar tetap menjadi kampus swasta terbaik di Indonesia.

    Ade Haris Mustafa yang merupakan Auditor dari BSI menyampaikan hasil auditnya dihadapan rekan-rekan Bidang, Fakultas dan Rektorat.

    Adapun 3 hasil observasi positif yang disampaikan oleh Ade, yang pertama adalah TelU sudah Terakreditasi BAN-PT dan mendapat Akreditasi A. Kedua, penggunaan sytem information dalam berbagai proses. Ketiga, issue Covid-19 sudah di identifikasi dan di tetapkan tindakan pengendaliannya oleh TelU.

    Mengenai hasil audit, TelU menurut Ade masuk dalam kategori Minor. Beberapa penjabaran mengenai hasil audit diantaranya:

    • Terdapat beberapa poin yang perlu ditingkatkan seperti Verifikasi untuk Soal Assessment yang belum dilakukan pada Mata Kuliah Validasi dan Verifikasi Perangkat Lunak (Fakultas Ilmu Terapan).
    • Tindakan perbaikan untuk materi kuliah yang belum tersampaikan berdasarkan laporan silabus di iGracias untuk mata kuliah Validasi dan Verifikasi Perangkat Lunak 2019-2020 baru 91.75%. Kondisi yang sama juga ada pada Desain Komunikasi Visual (Fakultas Industri Kreatif) dan Ilmu Komunikasi (Fakultas Komunikasi dan Bisnis)
    • Mata Kuliah Audit Sistem Informasi di Kurikulum 2016 adalah 4 SKS, tetapi di RPS tertulis 3 SKS (Fakultas Ekonomi dan Bisnis).

     

    Dari hasil audit yang telah dilakukan selama 3 hari oleh BSI, Ade mengungkapkan bahwa Telkom University masuk dalam rekomendasi sertifikasi untuk ISO 9001:2015. “Selamat untuk TelU, untuk audit selanjutnya tahun depan akan dilakukan sertifikasi. Seluruh fakultas akan diaudit, direktorat juga semuanya akan di audit. Semoga sukses” ungkap Ade.

  • Regulasi dan Kebijakan untuk Program Internasionalisasi dalam Menghadapi New Normal

    Regulasi dan Kebijakan untuk Program Internasionalisasi dalam Menghadapi New Normal

    Telkom University sebagai kampus swasta terbaik di Indonesia tercermin dari Sivitas Akademika yang terus berbenah diri, baik mahasiswa, tenaga pengajar, maupun alumninya. Hal tersebut dapat dilihat melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam menghadapi Covid-19 saat ini. Telkom Univeristy menyelenggarakan webinar ‘Regulasi dan Kebijakan untuk Program Internasionalisasi dalam Menghadapi New Normal’.

    Webinar ini diselenggarakan pada Rabu (24/06) melalui aplikasi Zoom dan diikuti oleh partisipan dari 172 institusi di seluruh Indonesia. Pada webinar ini menghadirkan Prof. Dr. Adiwijaya selaku Rektor Telkom University dengan beberapa pembicara yaitu Yusron B. Ambary selaku Direktur Diplomasi Publik Direktorat Jendral Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, Rochadi Iman Santoso selaku Direktur Kerjasama Imigrasi Direktorat Jendral Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM RI, dan Adhrial Refaddin selaku Sub Koordinator Kelembagaan Perguruan Tinggi KEMENDIKBUD RI.

    Prof. Dr. Adiwijaya selaku Rektor Telkom University memberikan sambutannya pada webinar tersebut. Beliau menyampaikan bahwa institusi pendidikan adalah salah satu sektor yang terpengaruh oleh pandemi Covid-19 saat ini.

    “Banyak kegiatan yang harus kita jadwalkan ulang, bahkan ditunda, bahkan lebih jauh dibatalkan. Namun pada situasi ini kita dipaksa untuk mencari bagaimana jalan keluar dari program-program ini karena tidak mungkin kita menyerah begitu saja. Semuanya sedang beradaptasi, tapi saya sangat yakin dengan proses adaptasi ini, dengan problem yang ada, selalu muncul opportunity baru. Sejalan dengan program kampus merdeka, ada opportunity yang bisa kita manfaatkan,” ucapnya.

    Prof. Dr. Adiwijaya menambahkan, terkait masa pandem

    internasionalisasi tetap harus dijalankan untuk menumbuhkan rasa percaya diri dari seluruh sivitas akademika karena di era globalisasi ini kita tidak bisa membatasi kolaborasi bersama siapapun.

    Prof. Dr. Adiwijaya berharap dengan adanya kegiatan ini mampu meningkatkan awareness terhadap regulasi dan kebijakan pemerintah pada masa New Normal terkait program internasional yang telah direncanakan.

    Pada webinar ini, materi pertama disampaikan oleh Yusron B. Ambary selaku Direktur Diplomasi Publik Direktorat Jendral Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI. Yusron B. Ambary menjelaskan mengenai Cakupan Aktivitas Internasionalisasi Pendidikan Tinggi. Beliau menyampaikan bahwa ada beberapa cakupan aktivitas yaitu penerimaan mahasiswa internasional, pengembangan dan inovasi kurikulum, pertukaran dosen dan mahasiswa, pengembangan program studi, ketersediaan fasilitas dan teknologi pembelajaran berstandar internasional juga penelitian dan publikasi bersama.

    “Tujuan dari internasionalisasi pendidikan tinggi yang pertama yaitu politik, politik di sini untuk meningkatkan pengaruh, show off tingkat kemajuan negara, menanamkan dan mempromosikan ideologi. Kedua, yaitu ekonomi, ekonomi untuk keuntungan finansial dari mahasiswa internasional. Dan yang terakhir yaitu sosial budaya, untuk peningkatan mutu pendidikan, peningkatan mutu SDM, promosi budaya, promosi pariwisata dan peningkatan saling pengertian,” ucapnya.

    Yusron B. Ambary menambahkan bahwa internasionalisasi pendidikan tinggi dimaknai sebagai proses pendidikan tinggi yang memiliki tujuan, fungsi atau penyampaian pendidikan integrasi dengan komponen internasional merupakan salah satu bentuk dari diplomasi publik yang dijalankan oleh LPT dengan dukungan pemerintah.

    Keberhasilan internasionalisasi pendidikan, khususnya penerimaan mahasiswa internasional di masa pandemi dapat dilihat ketika pemerintah dan kampus dapat memastikan keselamatan, keamanan dan kenyamanan para mahasiswa. Hal tersebut dapat menciptakan citra positif sehingga tujuan-tujuan strategis dibidang politik, ekonomi dan sosial budaya dapat dicapai. i saat ini diyakini seluruh universitas pasti berfokus pada pembelajaran secara online.  Kemudian terkait kerjasama program

    internasionalisasi tetap harus dijalankan untuk menumbuhkan rasa percaya diri dari seluruh sivitas akademika karena di era globalisasi ini kita tidak bisa membatasi kolaborasi bersama siapapun.

    Prof. Dr. Adiwijaya berharap dengan adanya kegiatan ini mampu meningkatkan awareness terhadap regulasi dan kebijakan pemerintah pada masa New Normal terkait program internasional yang telah direncanakan.

    Pada webinar ini, materi pertama disampaikan oleh Yusron B. Ambary selaku Direktur Diplomasi Publik Direktorat Jendral Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI. Yusron B. Ambary menjelaskan mengenai Cakupan Aktivitas Internasionalisasi Pendidikan Tinggi. Beliau menyampaikan bahwa ada beberapa cakupan aktivitas yaitu penerimaan mahasiswa internasional, pengembangan dan inovasi kurikulum, pertukaran dosen dan mahasiswa, pengembangan program studi, ketersediaan fasilitas dan teknologi pembelajaran berstandar internasional juga penelitian dan publikasi bersama.

    “Tujuan dari internasionalisasi pendidikan tinggi yang pertama yaitu politik, politik di sini untuk meningkatkan pengaruh, show off tingkat kemajuan negara, menanamkan dan mempromosikan ideologi. Kedua, yaitu ekonomi, ekonomi untuk keuntungan finansial dari mahasiswa internasional. Dan yang terakhir yaitu sosial budaya, untuk peningkatan mutu pendidikan, peningkatan mutu SDM, promosi budaya, promosi pariwisata dan peningkatan saling pengertian,” ucapnya.

    Yusron B. Ambary menambahkan bahwa internasionalisasi pendidikan tinggi dimaknai sebagai proses pendidikan tinggi yang memiliki tujuan, fungsi atau penyampaian pendidikan integrasi dengan komponen internasional merupakan salah satu bentuk dari diplomasi publik yang dijalankan oleh LPT dengan dukungan pemerintah.

    Keberhasilan internasionalisasi pendidikan, khususnya penerimaan mahasiswa internasional di masa pandemi dapat dilihat ketika pemerintah dan kampus dapat memastikan keselamatan, keamanan dan kenyamanan para mahasiswa. Hal tersebut dapat menciptakan citra positif sehingga tujuan-tujuan strategis dibidang politik, ekonomi dan sosial budaya dapat dicapai.

    Sebaliknya, kegagalan dalam mengelola program diplomasi publik akan berdampak buruk bagi citra suatu negara sehingga kontraproduktif dengan pencapaian tujuan-tujuan strategi yang telah ditetapkan.

    “Ada beberapa hal yang harus disiapkan yaitu penyediaan teknologi dibanding jumlah pendaftar, perlu peningkatan kapasitas dosen untuk pengajaran daring, perlu penyesuaian biaya kuliah bagi yang self-funded juga perlu pemberian internet allowance bagi penerima beasiswa.”

    Yusron B. Ambary juga menyampaikan bahwa apabila pandemi telah berhasil dikendalikan, maka kehidupan kampus akan memasuki tatanan new normal. Mahasiswa internasional dapat mulai memasuki wilayah Indonesia dan mengikuti pembelajaran tatap muka di kampus dengan melakukan protokol kesehatan yang telah ditentukan .

    Kemudian Rochadi Iman Santoso selaku Direktur Kerjasama Imigrasi Direktorat Jendral Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM RI memaparkan materi mengenai regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pada masa pandemi hingga new normal.

    Terdapat tata cara dan persyaratan keluar dan masuk wilayah Indonesia. Terkait hal tersebut, pejabat migrasi berhak menolak orang asing masuk ke wilayah Indonesia sesuai UU pasal 12 Kemigrasian No. 6 tahun 2011.

    “Sudah ada sekitar 246 WNA yang kita tolak kedatangannya selama periode 6 Februari sampai dengan 22 Mei 2020. Penolakan tersebut dilakukan secara langsung ditempat pemeriksaan imigrasi, paling banyak di bandara Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai,” ucapnya.

    Ada beberapa alasan penolakan WNA, yaitu tinggal di negara dengan jumlah kasus yang banyak selama 14 hari, memiliki suhu tubuh yang tinggi lebih dari 38 derajat, tidak memiliki surat keterangan bebas Covid-19 dan menolak untuk diperiksa kesehatannya.

    Setelah berakhirnya Masa Darurat, akan dilakukan Perubahan/Penggantian Permenkumham No.11 Tahun 2020 dengan Permenkumhan yang baru yaitu membuka kembali layanan pada kantor-kantor imigrasi serta mengembalikan prosedur Keimigrasian sebagaimana ketentuan

    yang berlaku dengan menerapkan Protokol Kesehatan dan membuka layanan secara online pada masa New Normal.

    Selanjutnya Adhrial Refaddin selaku Sub Koordinator Kelembagaan Perguruan Tinggi KEMENDIKBUD RI menjelaskan mengenai dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19 pada sektor perguruan tinggi. Universitas di 175 negara terpaksa ditutup dan lebih dari 200 juta mahasiswa terganggu bahkan berhenti untuk kuliah. Hal tersebut menjadi perhatian besar di seluruh dunia.

    “Untuk mengurasi risiko tersebut, di Indonesia sendiri menerapkan program SPADA Indonesia atau Sistem Pembelajaran Daring Indonesia. SPADA adalah Massive Open Online Courses Indonesia yang menyediakan konten-konten dari berbagai perguruan tinggi dan dosen yang telah dinyatakan lolos jaminan mutu dari Dirjen Pendidikan Tinggi,” ucapnya.

    Hal tersebut juga sejalan dengan program Kampus Merdeka, Merdeka Belajar Bagi Mahasiswa yang sudah dijalankan oleh pemerintah Indonesia. Melalui Kampus Merdeka, setiap universitas dapat membuka program studi baru dengan sistem akreditasi perguruan tinggi yang terjamin. Perguruan tinggi negeri juga berbadan hukum dan setiap mahasiswa memiliki hak belajar tiga semester di luar program studi.

    Mengenai hak mahasiswa untuk belajar tiga semester di luar program studi ini bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja atau lulusan yang kompetitif atau kompeten sesuai dengan kebutuhan publik, sektor dan sektor industri.

    Presentase prodi yang mengembangkan kerja sama dengan mitra perusahaan, organisasi nirlaba, institusi multilateral atau QS Top 100 World University by Subject. Presentasi prodi baru yang dibuat juga menggandeng mitra yang ditentukan. Selain itu, prodi memiliki akreditasi dan/sertifikasi internasional yang diakui pemerintah.

    Dengan kondisi sekarang, internasionalisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan standar mutu pendidikan sehingga kita tetap memiliki daya saing global. Melalui kegiatan ini, diharapkan kita mampu menerapkan 4C, yaitu Communications, Coordinations, Cooperations dan Collaborations demi kemajuan bangsa Indonesia.

  • ICoICT 2020 : Leveraging ICT for Disaster Resilience and Sustainable Development

    ICoICT 2020 : Leveraging ICT for Disaster Resilience and Sustainable Development

    Telkom University sebagai kampus swasta terbaik di Indonesia tercermin dari Sivitas Akademika yang terus berbenah diri, baik mahasiswa, tenaga pengajar, maupun alumninya. Berfokus pada bidang Reasearch and Entrepreneurial, Telkom University bersama Universitas Gadjah Mada dan Multimedia University Malaysia menyelenggarakan The 8th International Conference on Information and Communication Technology (ICoICT 2020).

    Betempat di Yogyakarta, acara ini juga diselenggarakan secara live melalui aplikasi GoToWebinar pada Rabu (24/06) dan diikuti oleh lebih dari 100 partisipan yang berasal dari berbagai negara. Mengusung tema ‘Leveraging ICT for Disaster Resilience and Sustainable Development’, acara ini bertujuan memberikan kesempatan untuk meningkatkan pertukaran akademis internasional tentang topik terkait ICT dan untuk menyediakan platform bagi para peneliti untuk membahas masalah dan solusi baru.

    Acara ini dibuka oleh sambutan dari Ketua ICoICT Dr. Ema Rachmawati. Dalam sambutannya Dr. Ema menyampaikan ucapan terima kasih kepada Telkom University, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Multimedia Malaysia atas dukungannya pada acara ini.

    “Saya juga ingin memberikan apresiasi yang luar biasa bagi para author maupun reviewers juga seluruh peserta yang sudah ikut berpartisipasi pada ICoICT 2020 ini. Saya ucapkan terima kasih kepada para keynotes dan speakers yang sudah berkontribusi pada bagian terpenting pada program ini,” ucapnya.

    Dr. Ema berharap acara ini dapat berlangsung dengan sukses hingga akhir dan dengan diselenggarakannya acara ini dapat menginspirasi para peneliti kedepannya terutama mengenai penggunaan ICT sebagai solusi dalam pembangunan berkelanjutan.

    Selanjutnya Prof. Dr. Triyono selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada memberikan sambutannya. Prof. Dr. Triyono menyampaikan acara ini

    dapat memberikan kesempatan untuk saling bertukar pengetahuan baru terutama pada bidang ICT melalui dialog interaktif antara partisipan dari berbagai negara

    “Saya berharap acara ini akan memberikan nilai positif melalui kolaborasi, jaringan dan pembangunan berkelanjutan di masa yang akan datang. Semoga acara ini bermanfaat bagi para peneliti muda dalam berbagai isu ICT,” ucapnya.

    Prof. Ts. Dr. Lau Siong Hoe selaku Dekan Fakultas Informasi dan Teknologi MMU memberikan sambutannya. Prof. Ts. Dr. Lau Siong Hoe menyampaikan bahwa diharapkan konferensi ini akan terus diselenggarakan pada tahun-tahun selanjutnya dengan partisipan yang lebih banyak lagi.

    Selanjutnya Prof. Dr. Adiwijaya selaku Rektor Telkom University membuka secara resmi acara ICoICT 2020. Prof. Dr. Adiwijaya juga memberikan sambutan pada Opening Ceremonny ICoICT 2020. Beliau menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang membuat acara ini berjalan dengan sukses.

    “Acara ini sangat memberikan manfaat dan dampak besar, tidak hanya untuk penelitian ICT di Telkom University dan Indonesia, tetapi juga untuk seluruh dunia. Terima kasih saya ucapkan kepada panitia, reviewers dan seluruh partisipan dalam acara ini,” ucapnya.

    Opening Ceremony ditutup dengan penampilan dari Telkom University Choir dan dilanjutkan dengan acara inti yaitu keynote speeches.

  • Webinar Nasional Tentang Pendidikan Kewarganegaraan

    Webinar Nasional Tentang Pendidikan Kewarganegaraan

    BANDUNG, Telkom University – Telkom University (Tel-U) bersama Asosiasi Profesi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Indonesia (AP3KnI) wilayah Jawa Barat menggelar webinar nasional, yang berlangsung secara live di Youtube Channel AP3KnI Jawa Barat, Rabu (24/6).

    Bertajuk “Bincang Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Berbagai Perspektif” acara ini diisi dengan diskusi tentang proses pendidikan kewarganegaraan dalam proses belajar mengajar.

    Pada webinar kali ini hadir sebagai pembicara diantaranya adalah Prof. Dr. Udin S Winataputra (Ketua Umum AP3KnI), Prof. Dr. Rochmat Wahan (Dosen Universitas Negeri Yogyakarta), Prof. Dr. Endang Komara (Ketua Paguyuban Guru Besar LLDIKTI Wilayah IV), Dr. Yahya Arwiyah (Ketua Umum AP3Knl Jawa Barat dan Dosen Tel-U), dan Dr. Epin Saepudin (Dosen Institut Teknologi Bandung).

    Ketua Umum AP3KnI Prof. Udin Winataputra menjelaskan bahwa AP3KnI merupakan perangkat organisasi profesi kewarganegaraan dan Pancasila dalam dunia pendidikan, guna membentuk karakter bangsa dalam penerapan nilai-nilai Pancasila.

    “Melalui forum ini kita ingin mewujudkan nilai-nilai Pancasila tidak hanya untuk peserta didik, tapi juga perilaku dosen/guru harus bisa menerapkan nilai-nilai Pancasila, sehingga nilai Pancasila bisa diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat baik tata krama dan tata bicara.” Ucapnya.

    Rektor Telkom University Prof. Adiwijaya saat membuka acara ini menjelaskan bahwa tenaga pendidik kewarganegaraan dan Pancasila merupakan garda terdepan dalam mewujudkan generasi yang baik untuk Indonesia, dimana pendidikan kewarganegaraan adalah suatu hal yang sangat penting dari setiap generasi, karena pendidikan kewarganegaraan merupakan tali sambung antar generasi.

    “Pendidikan kewarganegaraan adalah hal yang sangat penting dalam pembangunan bangsa ini, saya berharap kepada guru/dosen yang mengajar tentang kewarganegaraan dan Pancasila bisa memberikan output dan outcome yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, agar kita tahu bagaimana anak didik kita memahami dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga generasi sekarang mampu membawa Indonesia menjadi generasi emas ditahun 2045.” Ucapnya.

  • Tel-U Jalani Audit Surveillance II ISO 9001 : 2015

    Tel-U Jalani Audit Surveillance II ISO 9001 : 2015

    BANDUNG, Telkom University – Memasuki era New Normal saat ini, Telkom University (Tel-U) akan terus meningkatkan mutu pendidikan dengan melaksanakan audit mutu eksternal guna menjaga mutu instansi sebagai prioritas.

    Pelaksanaan audit mutu eksternal ISO 9001:2015 ini dilakukan secara daring melalui aplikasi ZOOM dengan auditor Ade Haris Mustafa dari BSI (British Standards Institution).

    ISO 9001:2015 adalah suatu standar internasional untuk sertifikasi sistem manajemen mutu atau sertifikasi sistem manajemen Kualitas. Dimana sebelumnya Telkom University telah meraih ISO 9001:2008 dan dinyatakan Resertifikasi dari ISO 9001:2008 menjadi ISO 9001:2015 oleh Badan Sertifikasi BSI ditahun 2018.

    Pada pembukaan Meeting Surveillance Audit 2 ISO 9001 : 2015 auditor Ade Haris mengatakan bahwa kegiatan ini akan berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 24 – 26 Juni 2020, dimana pada hari pertama akan melihat management review, dilanjutkan pembahasan tentang admisi.

    “Dimasa new normal ini, kami ingin melihat bagaimana Telkom University dalam proses pembelajaran di fakultas, rekrutmen mahasiswa baru, setelah itu kami lanjutkan pembahasan untuk student affair guna melihat kesiapan Tel-U dalam kegiatan mahasiswa.” Ucapnya.

    Pada audit kali ini Ade menambahkan akan dilaksanakan audit untuk fakultas, yakni dihari pertama masuk Fakultas Komunikasi dan Bisnis, kemudian dihari kedua Fakultas Industri Kreatif, Fakultas Ilmu Terapan dan Direktorat Pengembangan Karir. Lalu dihari terakhir masuk kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

    “Melalui audit ini kami bukan mencari kekurangan, tapi audit ini dilakukan untuk mengembangkan hal-hal positif yang ada di Telkom University sehingga bisa diimprove menjadi lebih baik lagi.” Ucapnya.

    Wakil Rektor I Bidang Akademik Telkom University Dr. Dadan Rahadian menjelaskan bahwa audit mutu eksternal ini dirasa perlu untuk bersama-sama meningkatkan mutu pendidikan khususnya ditengah pandemik.

    “Dimasa pandemik ini kami telah melaksanakan audit internal secara daring, dan melalui audit eksternal ini merupakan salah satu new normal yang kita jalani dalam proses penjaminan mutu, saya berharap audit ini bisa berlangsung dengan baik, sehingga hasilnya baik untuk bersama-sama mengembangkan institusi ini.” Ucapnya.